Siklus Pembelajaran: Dari John Dewey hingga Honey and Mumford, Biar Nggak Lemah Lagi!

Siklus Pembelajaran: Dari John Dewey hingga Honey and Mumford, Biar Nggak Lemah Lagi!

Pernah nggak sih kamu merasa belajar itu nggak ada habisnya? Kayak muter-muter di tempat, meskipun udah banyak yang kamu pelajari, tapi tetap aja rasanya nggak paham-paham. Nah, tenang aja! Itu mungkin karena kamu belum menemukan siklus pembelajaran yang tepat. Sebab, belajar itu nggak cuma soal klik disini belajar, tapi juga soal bagaimana kita mengolah pengalaman tersebut supaya bisa lebih bermanfaat. Yuk, kita bahas tentang siklus pembelajaran menurut beberapa tokoh besar, biar belajar kamu nggak terasa lemah lagi!

1. John Dewey: Belajar Itu Proses, Bukan Hasil

John Dewey, seorang filsuf pendidikan yang terkenal, punya pandangan kalau belajar itu bukan hanya soal menghafal informasi, tapi lebih tentang bagaimana kita belajar dari pengalaman. Dewey percaya kalau belajar harus jadi sebuah proses yang aktif. Bayangin aja, kalau kamu cuma duduk di kelas tanpa pernah berinteraksi, apa yang kamu dapat? Pasti merasa lemah, kan?

Menurut Dewey, pembelajaran itu terjadi saat kita merenung dan merefleksikan pengalaman yang sudah kita lewati. Artinya, belajar itu seperti bikin review—kita coba hal baru, terus kita renungkan, dan akhirnya kita paham kenapa kita melakukan hal tersebut. Jadi, kalau kamu merasa lemah saat belajar, coba deh buat refleksi. Apa yang kamu pelajari hari ini? Apa yang bisa kamu perbaiki? Dengan begitu, pembelajaran akan terasa lebih menyenangkan, dan pastinya nggak lemah lagi!

2. Kurt Lewin: Belajar Itu Harus Dimulai dengan Pengalaman

Nah, kalau Kurt Lewin bilang, proses pembelajaran itu harus dimulai dengan pengalaman langsung. Dia mengemukakan model siklus pembelajaran yang terdiri dari tiga tahap: konkret (pengalaman langsung), refleksi (menganalisis pengalaman), dan konseptualisasi (membuat pemahaman berdasarkan pengalaman). Jadi, menurut Lewin, belajar nggak hanya soal teori atau hafalan, tapi harus didahului dengan pengalaman nyata.

Misalnya, kamu belajar tentang mobil, tapi nggak pernah naik mobil, kan jadi nggak paham-paham, tuh! Jadi, supaya belajar nggak terasa lemah, cobalah untuk mendapatkan pengalaman langsung yang relevan dengan materi yang kamu pelajari. Gimana bisa? Ya, misalnya, dengan praktek atau diskusi langsung—jangan cuma duduk diem aja!

3. Kolb and Fry: Belajar Itu Siklus yang Terus Berputar

Kolb dan Fry menambahkan dimensi yang lebih luas dengan memperkenalkan siklus pembelajaran experiential (berbasis pengalaman) yang terdiri dari empat tahap: 1) pengalaman konkret, 2) refleksi, 3) konsep abstrak, dan 4) eksperimen aktif. Mungkin ini terdengar agak rumit, tapi intinya, pembelajaran itu nggak pernah berhenti. Kamu akan selalu berputar di dalam siklus ini, mulai dari merasakan pengalaman, merefleksikan apa yang kamu pelajari, membuat konsep baru, dan akhirnya mencoba hal baru.

Kalau kamu merasa lemah dalam belajar, mungkin kamu hanya terjebak di satu tahap saja. Misalnya, kamu terlalu banyak merenung tanpa aksi. Nah, untuk keluar dari rasa lemah itu, cobalah bergerak ke tahap eksperimen aktif, seperti praktek langsung atau membuat proyek kecil. Dengan cara ini, belajar akan terasa lebih segar dan nggak membosankan.

4. Honey and Mumford: Tipe Belajar yang Bisa Bikin Kamu Lebih Kuat

Honey dan Mumford mengembangkan model yang sangat populer yang membagi tipe pembelajar ke dalam empat kategori: 1) The Activist (yang belajar dengan melakukan), 2) The Reflector (yang suka merenung dan melihat dari berbagai perspektif), 3) The Theorist (yang senang menganalisis dan membangun teori), dan 4) The Pragmatist (yang fokus pada solusi praktis).

Kalau kamu merasa lemah dalam belajar, mungkin kamu perlu menyesuaikan gaya belajarmu dengan tipe yang kamu miliki. Misalnya, jika kamu tipe The Activist, belajar yang penuh dengan teori bisa bikin kamu lelah. Coba lebih banyak praktek langsung! Sebaliknya, jika kamu lebih suka The Reflector, coba beri waktu lebih untuk berpikir dan merenung tentang apa yang sudah kamu pelajari.

Jangan sampai terjebak di gaya belajar yang bikin kamu merasa lemah, ya! Cobalah untuk mengenali gaya belajarmu sendiri, dan buatlah siklus pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik kamu.

5. Jadi, Gimana Supaya Belajar Nggak Lemah Lagi?

Mungkin sekarang kamu berpikir, “Jadi, gimana dong cara biar belajar nggak lemah lagi?” Jawabannya ada di siklus pembelajaran itu sendiri! Mulailah dengan pengalaman langsung, cobalah merefleksikan apa yang kamu pelajari, terus buat konsep atau teori dari pengalaman itu, dan akhirnya praktikkan hal-hal baru berdasarkan pemahaman yang kamu punya. Jangan takut kalau kamu merasa lemah atau bingung, karena itu bagian dari proses. Yang penting, terus bergerak dalam siklus pembelajaran tersebut.

Jadi, dengan menggunakan ide-ide dari John Dewey, Kurt Lewin, Kolb dan Fry, serta Honey and Mumford, belajar nggak perlu lagi terasa berat dan lemah. Ikuti siklus yang cocok untukmu, dan lihat bagaimana pembelajaran bisa jadi lebih menyenangkan dan pastinya nggak bikin lelah!